Tanaman Obat Keluarga : Budidaya dan Manfaat


         Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.
Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
1. Upaya preventif (pencegahan)
2. Upaya promotif (meningkatkan derajat kesehatan)
3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Indonesia dikenal sebagai gudangnya tanaman obat sehingga mendapat julukan live laboratory. Sekitar 30.000 jenis tanaman obat dimiliki Indonesia. Dengan kekayaan flora tersebut, tentu Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan produk herbal yang kualitasnya setara dengan obat modern. Akan tetapi, sumber daya alam tersebut belum dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan masyarakat. Baru sekitar 1200 species tanaman obat yang dimanfaatkan dan diteliti sebagai obat tradisional. Beberapa spesies tanaman obat yang berasal dari hutan tropis Indonesia justru digunakan oleh negara lain. Sebagai contoh adalah para peneliti Jepang yang telah mematenkan sekitar 40 senyawa aktif dari tanaman yang berasal dari Indonesia. Bahkan beberapa obat-obatan yang bahan bakunya dapat ditemukan di Indonesia telah dipatenkan dan diproduksi secara besar-besaran di negara lain sehingga memberi keuntungan yang besar bagi negara tersebut.
Selain sebagi obat untuk solusi dalam pengobatan penyakit secara alamiah, beberapa tanaman juga dapat menjadi asupan pendorong performa saat olahraga, seperti kopi, jahe, apel, jus tomat, kismis, dan pisang. Kopi misalnya, Pelari menyukai kopi karena bisa menambah stamina. "Para peneliti menunjukkan kafein pada kopi meningkatkan ketahanan fisik dan stamina, olahraga lari jarak jauh pun terasa lebih ringan karenanya," jelas  Molly Kimball, R.D., pakar diet di Ochsner’s Elmwood Fitness Center, New Orleans
Banyak jenis dari tanaman obat yang dapat di tanam. Dalam menanam tanaman obat, penting untuk mengenal lahan dan iklim tempat dimana tanaman obat akan ditanam. Dalam penanaman tanaman obat juga perlu diperhatikan beberapa faktor, seperti suhu, curah hujan, kelembaban, iklim, dan intensitas matahari. Tanaman yang ditanam hendaknya sesuai dengan iklim dan lahan yang ada.
Faktor suhu udara berpengaruh erat dengan pertumbuhan tumbuhan yang kita tanam, dan suhu tanah memiliki kaitan erat dengan pertumbuhan kecambah tumbuhan obat. Kesuburan tanah tempat kita menanam tumbuhan obat juga merupakan faktor penting untuk menunjang kesuksesan kita membudidayakan tumbuhan obat. Faktor yang perlu diperhatikan untuk mengetahui kesuburan tanah meliputi kesuburan secara fisik, kesuburan secara kimia, dan kesuburan secara biologi. Perbandingan fraksi liat, pasir dan lempung juga perlu dimiliki oleh tanah sebagai media tanam kita. Selain itu, tanah harus memiliki drainase yang tinggi, tentunya harus gembur, daya aerasi yang tinggi juga diperlukan agar tumbuhan obat kita dapat bernafas dengan baik. Tidak lupa, kandungan hara juga harus diperhatikan, dengan pemberian pupuk alami seperti kompos dan kandang sangan dianjurkan untuk mempertahankan kesuburan tanah. Tanah memiliki pH yang netrat, sekitar 6.0 sampai dengan 7.0 pH.
Kita dapat melakukan pembibitan dengan melalui dua cara, yang seperti kita ketahui, generative dan vegetatif. Artinya,  generative adalah pembibitan melalui biji atau benih, dan vegetatif melalui cangkok, okulasi, stek, runduk, dan juga kultur jaringan. Kita dapat gunakan cara tersebut dengan menyesuaikan masa tanam, usia tanaman, waktu dan faktor lahan. Pembibitan yang baik dan benar akan menghasilkan bibit yang unggulan pula, maka dalam mempelajari cara menanam tumbuhan obat, faktor ini sangatlah penting.
         Bibit yang sehat, dapat disemaikan dengan menggunakan media polybag, setelah cukup usia (sesuai dengan masa aktif  tanam tumbuhan obat tersebut) maka dapat kita pindah ke media yang lain. Tapi harus hati – hati, pada saat pemindahan diusahakan tidak merusak akar, agar akar tidak rusak, kita dapat menyobek sisi polybag dan dapat langsung kita tanamkan ke dalam lubang tanam yang sudah disiapkan. Usahakan juga media tanam sebelumnya tidak terpisah dengan bibit tadi pada saat penanaman. Gunakan pupuk yang sesuai, pengaturan pH, dan pengairan yang cukup, agar pertumbuhan tumbuhan obat yang ditanam berkembang dengan sehat.
Dalam memanfaatkan dan mengembangkan tanaman obat, juga harus diperhatikan pelestarian dan perlindungannya. Pemanfaatan obat tradisional untuk pemeliharaan kesehatan dan gangguan penyakit hingga saat ini masih sangat dibutuhkan dan perlu dikembangkan, terutama dengan melonjaknya biaya pengobatan dan harga obat-obatan. Adanya kenyataan bahwa tingkat kebutuhan masyarakat terhadap pengobatan semakin meningkat, sementara taraf kehidupan sebagian masyarakat kita masih banyak yang kemampuannya pas-pasan. Maka dari itu, pengobatan dengan bahan alam yang ekonomis merupakan solusi yang baik untuk menanggulangi masalah tersebut. Dengan kembali maraknya gerakan kembali ke alam (back to nature), kecenderungan penggunaan bahan obat alam/herbal di dunia semakin meningkat. Gerakan tersebut dilatarbelakangi perubahan lingkungan, pola hidup manusia, dan perkembangan pola penyakit. Obat yang berasal dari bahan alam memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan obat-obatan kimia, karena efek obat herbal bersifat alamiah. Dalam tanaman-tanaman berkhasiat obat yang telah dipelajari dan diteliti secara ilmiah menunjukan bahwa tanaman-tanaman tersebut mengandung zat-zat atau senyawa aktif yang terbukti bermanfaat bagi kesehatan.
         Dalam penanamannya, Komoditas tanaman obat merupakan komoditas yang permintaan produk hasilnya baik di pasar domestik maupun pasar internasional cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Untuk memenuhi permintaan pasar tersebut, petani tanaman obat banyak menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan, diantaranya masalah Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), perubahan iklim serta bencana alam seperti banjir dan kekeringan. Usaha peningkatan produksi pertanian khususnya tanaman obat sangat dipengaruhi faktor iklim. Iklim dan cuaca merupakan sumber daya alam, yang hingga saat ini manusia masih relatif belum mampu mengendalikan. Tindakan paling tepat untuk me manfaatkan sumberdaya iklim dan mengurangi dampak dari sifat ekstrim adalah penyesuaian kegiatan pertanian untuk komoditas tanaman obat dengan perubahan musim pada masing-masing wilayah sentra tanaman obat.

Sumber
Anonim. 2012. Asupan Pendorong Performa saat Olahraga. <http://nasional.kompas.com/read/2012/10/24/14034180/Asupan.Pendorong.Performa.Saat.Olahraga>. Diakses 3 September 2017.
Hardianti, M. 2013. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menanam Tanaman Obat. <https://www.vemale.com/topik/tanaman-obat/41624-hal-hal-yang-perlu-diperhatikan-dalam-menanam-tanaman-obat.html>. Diakses 3 September 2017.
Maheshwari, Hera. 2002. Pemanfaatan Obat Alami:Potensi dan Prospek Pengembangan. <http://rudct.tripod.com/sem2_012/hera -maheshwari.htm>. Diakses 3 September 2017.
Nurniswati. 2015. Tanaman Obat Keluarga.
Susetyo, H.P. 2017. Bencana Alam (Banjir dan Kekeringan) Penghambat Produksi Holtikultura. <http://hortikultura.pertanian.go.id/?p=2164>. Diakses 3 September 2017.
Yuli. 2010. Tanaman Obat Keluarga.
     <http://yuli.blog.uns.ac.id/files/2010/04/toga.pdf>. Diakses 3 September 2017.

Komentar

Safitri mengatakan…
Nama : Safitri Kartikaningrum
NIM : 16/398705?PN/14676
Gol/Kel : A3.2/8
Habib mengatakan…
Nama : Habib Dwi Saputra
NIM : 14465
Gol : A3.2
Kelompok : 6
Faktor-faktor nilai penyuluhan :
1. Sumber teknologi atau ide : tanaman obat keluarga
2. Sasaran : umum
3. Manfaat :
- Dapat membudidayakan tanaman berkhasiat obat untuk memenuhi keperluan keluarga akan bahan penyembuh
- Dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal
4. Nilai pendidikan : masyarakat dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri
Nilai-nilai berita :
1. Timelines : informasi yang terkandung pada artikel kurang terkini karena sejak lama sudah ada informasi mengenai budidaya tanaman obat walaupun tidak banyak
2. Proximity : terdapat nilai proximity pada artikel ini karena bahasa yang digunakan mudah dipahami dan dekat dengan kondisi keseharian masyarkat umum
3. Importance : terdapat informasi penting pada artikel ini seperti cara budidaya tanaman yang baik dan benar serta memperhatikan berbagai faktor tumbuh tanaman
4. Policy : terdapat kebijakan pada artikel ini karena artikel ini dibuat agar keluarga atau individu dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri.
5. Prominence : terdapat orang terkemuka pada artikel ini yaitu Molly Kimball, R.D., pakar diet di Ochsner's Elmwood Fitness Center, New Orleans
6. Consequence : terdapat nilai consequence karena artikel ini dapat menyenangkan sasaran khususnya masyarakat yang awam terhadap budidaya tanaman obat kemudian tertarik untuk membudidayakan tanaman obat
7. Development : tidak terdapat nilai pembangunan pada artikel ini
8. Disaster : tidak ada nilai disaster & crime pada artikel ini
9. Weather : terdapat nilai weather pada artikel ini karena artikel ini mengenai cara budidaya. Teknik budidaya tanaman obat tentu akan dipengaruhi berbagai macam faktor terutama faktor iklim dan cuaca.
10. Sports : ada nilai sports pada artikel ini yang ditandai dengan bahasan mengenai hubungan stamina pelari dengan kafein kopi
11. Human interest : tidak terdapat nilai human interest pada artikel ini.
12. Conflict : tidak terdapat nilai konflik pada artikel ini

Postingan populer dari blog ini

Pertanian Organik sebagai Penyetabil Roda Mesin Pertanian dan Kehidupan

Agrisociety