Tanaman Obat Keluarga : Budidaya dan Manfaat
Salah satu fungsi Toga adalah sebagai
sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat
yang antara lain meliputi:
1.
Upaya preventif (pencegahan)
2.
Upaya promotif (meningkatkan derajat kesehatan)
3.
Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Indonesia dikenal sebagai gudangnya
tanaman obat sehingga mendapat julukan live laboratory. Sekitar 30.000 jenis
tanaman obat dimiliki Indonesia. Dengan kekayaan flora tersebut, tentu
Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan produk herbal yang kualitasnya
setara dengan obat modern. Akan tetapi, sumber daya alam tersebut belum
dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan masyarakat. Baru sekitar 1200
species tanaman obat yang dimanfaatkan dan diteliti sebagai obat tradisional.
Beberapa spesies tanaman obat yang berasal dari hutan tropis Indonesia justru
digunakan oleh negara lain. Sebagai contoh adalah para peneliti Jepang yang
telah mematenkan sekitar 40 senyawa aktif dari tanaman yang berasal dari
Indonesia. Bahkan beberapa obat-obatan yang bahan bakunya dapat ditemukan di
Indonesia telah dipatenkan dan diproduksi secara besar-besaran di negara lain
sehingga memberi keuntungan yang besar bagi negara tersebut.
Selain sebagi obat untuk solusi dalam
pengobatan penyakit secara alamiah, beberapa tanaman juga dapat menjadi asupan
pendorong performa saat olahraga, seperti kopi, jahe, apel, jus tomat, kismis, dan
pisang. Kopi misalnya, Pelari menyukai kopi karena bisa menambah stamina.
"Para peneliti menunjukkan kafein pada kopi meningkatkan ketahanan fisik
dan stamina, olahraga lari jarak jauh pun terasa lebih ringan karenanya,"
jelas Molly Kimball, R.D., pakar diet di Ochsner’s Elmwood Fitness
Center, New Orleans
Banyak jenis dari tanaman obat yang
dapat di tanam. Dalam menanam tanaman obat, penting untuk mengenal lahan dan
iklim tempat dimana tanaman obat akan ditanam. Dalam penanaman tanaman obat
juga perlu diperhatikan beberapa faktor, seperti suhu, curah hujan, kelembaban,
iklim, dan intensitas matahari. Tanaman yang ditanam hendaknya sesuai dengan
iklim dan lahan yang ada.
Faktor suhu
udara berpengaruh erat dengan pertumbuhan tumbuhan yang kita tanam, dan suhu
tanah memiliki kaitan erat dengan pertumbuhan kecambah tumbuhan obat. Kesuburan
tanah tempat kita menanam tumbuhan obat juga merupakan faktor penting untuk
menunjang kesuksesan kita membudidayakan tumbuhan obat. Faktor yang perlu
diperhatikan untuk mengetahui kesuburan tanah meliputi kesuburan secara fisik, kesuburan
secara kimia, dan kesuburan secara biologi. Perbandingan fraksi liat, pasir dan
lempung juga perlu dimiliki oleh tanah sebagai media tanam kita. Selain itu,
tanah harus memiliki drainase yang tinggi, tentunya harus gembur, daya aerasi
yang tinggi juga diperlukan agar tumbuhan obat kita dapat bernafas dengan baik.
Tidak lupa, kandungan hara juga harus diperhatikan, dengan pemberian pupuk
alami seperti kompos dan kandang sangan dianjurkan untuk mempertahankan
kesuburan tanah. Tanah memiliki pH yang netrat, sekitar 6.0 sampai dengan 7.0
pH.
Kita dapat
melakukan pembibitan dengan melalui dua cara, yang seperti kita ketahui,
generative dan vegetatif. Artinya, generative adalah pembibitan melalui
biji atau benih, dan vegetatif melalui cangkok, okulasi, stek, runduk, dan juga
kultur jaringan. Kita dapat gunakan cara tersebut dengan menyesuaikan masa
tanam, usia tanaman, waktu dan faktor lahan. Pembibitan yang baik dan benar
akan menghasilkan bibit yang unggulan pula, maka dalam mempelajari cara menanam
tumbuhan obat, faktor ini sangatlah penting.
Bibit yang sehat, dapat disemaikan dengan menggunakan media polybag, setelah cukup usia (sesuai dengan masa aktif tanam tumbuhan obat tersebut) maka dapat kita pindah ke media yang lain. Tapi harus hati – hati, pada saat pemindahan diusahakan tidak merusak akar, agar akar tidak rusak, kita dapat menyobek sisi polybag dan dapat langsung kita tanamkan ke dalam lubang tanam yang sudah disiapkan. Usahakan juga media tanam sebelumnya tidak terpisah dengan bibit tadi pada saat penanaman. Gunakan pupuk yang sesuai, pengaturan pH, dan pengairan yang cukup, agar pertumbuhan tumbuhan obat yang ditanam berkembang dengan sehat.
Bibit yang sehat, dapat disemaikan dengan menggunakan media polybag, setelah cukup usia (sesuai dengan masa aktif tanam tumbuhan obat tersebut) maka dapat kita pindah ke media yang lain. Tapi harus hati – hati, pada saat pemindahan diusahakan tidak merusak akar, agar akar tidak rusak, kita dapat menyobek sisi polybag dan dapat langsung kita tanamkan ke dalam lubang tanam yang sudah disiapkan. Usahakan juga media tanam sebelumnya tidak terpisah dengan bibit tadi pada saat penanaman. Gunakan pupuk yang sesuai, pengaturan pH, dan pengairan yang cukup, agar pertumbuhan tumbuhan obat yang ditanam berkembang dengan sehat.
Dalam memanfaatkan dan mengembangkan
tanaman obat, juga harus diperhatikan pelestarian dan perlindungannya.
Pemanfaatan obat tradisional untuk pemeliharaan kesehatan dan gangguan penyakit
hingga saat ini masih sangat dibutuhkan dan perlu dikembangkan, terutama dengan
melonjaknya biaya pengobatan dan harga obat-obatan. Adanya kenyataan bahwa
tingkat kebutuhan masyarakat terhadap pengobatan semakin meningkat, sementara
taraf kehidupan sebagian masyarakat kita masih banyak yang kemampuannya
pas-pasan. Maka dari itu, pengobatan dengan bahan alam yang ekonomis merupakan
solusi yang baik untuk menanggulangi masalah tersebut. Dengan kembali maraknya
gerakan kembali ke alam (back to nature), kecenderungan penggunaan bahan obat
alam/herbal di dunia semakin meningkat. Gerakan tersebut dilatarbelakangi perubahan
lingkungan, pola hidup manusia, dan perkembangan pola penyakit. Obat yang
berasal dari bahan alam memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan
obat-obatan kimia, karena efek obat herbal bersifat alamiah. Dalam
tanaman-tanaman berkhasiat obat yang telah dipelajari dan diteliti secara
ilmiah menunjukan bahwa tanaman-tanaman tersebut mengandung zat-zat atau
senyawa aktif yang terbukti bermanfaat bagi kesehatan.
Sumber
Anonim. 2012.
Asupan Pendorong Performa saat Olahraga. <http://nasional.kompas.com/read/2012/10/24/14034180/Asupan.Pendorong.Performa.Saat.Olahraga>.
Diakses 3 September 2017.
Hardianti, M.
2013. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menanam Tanaman Obat. <https://www.vemale.com/topik/tanaman-obat/41624-hal-hal-yang-perlu-diperhatikan-dalam-menanam-tanaman-obat.html>.
Diakses 3 September 2017.
Maheshwari,
Hera. 2002. Pemanfaatan Obat Alami:Potensi dan Prospek Pengembangan. <http://rudct.tripod.com/sem2_012/hera
-maheshwari.htm>. Diakses 3 September 2017.
Nurniswati. 2015.
Tanaman Obat Keluarga.
<http://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/parapemikir/article/view/216/211>.
Diakses 3 September 2017.
Susetyo, H.P. 2017. Bencana Alam
(Banjir dan Kekeringan) Penghambat Produksi Holtikultura. <http://hortikultura.pertanian.go.id/?p=2164>.
Diakses 3 September 2017.
Yuli. 2010.
Tanaman Obat Keluarga.
<http://yuli.blog.uns.ac.id/files/2010/04/toga.pdf>.
Diakses 3 September 2017.
Komentar
NIM : 16/398705?PN/14676
Gol/Kel : A3.2/8
NIM : 14465
Gol : A3.2
Kelompok : 6
Faktor-faktor nilai penyuluhan :
1. Sumber teknologi atau ide : tanaman obat keluarga
2. Sasaran : umum
3. Manfaat :
- Dapat membudidayakan tanaman berkhasiat obat untuk memenuhi keperluan keluarga akan bahan penyembuh
- Dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal
4. Nilai pendidikan : masyarakat dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri
Nilai-nilai berita :
1. Timelines : informasi yang terkandung pada artikel kurang terkini karena sejak lama sudah ada informasi mengenai budidaya tanaman obat walaupun tidak banyak
2. Proximity : terdapat nilai proximity pada artikel ini karena bahasa yang digunakan mudah dipahami dan dekat dengan kondisi keseharian masyarkat umum
3. Importance : terdapat informasi penting pada artikel ini seperti cara budidaya tanaman yang baik dan benar serta memperhatikan berbagai faktor tumbuh tanaman
4. Policy : terdapat kebijakan pada artikel ini karena artikel ini dibuat agar keluarga atau individu dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri.
5. Prominence : terdapat orang terkemuka pada artikel ini yaitu Molly Kimball, R.D., pakar diet di Ochsner's Elmwood Fitness Center, New Orleans
6. Consequence : terdapat nilai consequence karena artikel ini dapat menyenangkan sasaran khususnya masyarakat yang awam terhadap budidaya tanaman obat kemudian tertarik untuk membudidayakan tanaman obat
7. Development : tidak terdapat nilai pembangunan pada artikel ini
8. Disaster : tidak ada nilai disaster & crime pada artikel ini
9. Weather : terdapat nilai weather pada artikel ini karena artikel ini mengenai cara budidaya. Teknik budidaya tanaman obat tentu akan dipengaruhi berbagai macam faktor terutama faktor iklim dan cuaca.
10. Sports : ada nilai sports pada artikel ini yang ditandai dengan bahasan mengenai hubungan stamina pelari dengan kafein kopi
11. Human interest : tidak terdapat nilai human interest pada artikel ini.
12. Conflict : tidak terdapat nilai konflik pada artikel ini